Rednews.my.id, Indramayu - Ribuan siswa di Dua Sekolah Menengah Atas Negeri di Indramayu terpaksa harus diliburkan kembali dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh sampai batas waktu yang belum dapat dipastikan. Hal itu dibenarkan, lantaran ada dugaan siswa di kedua sekolah SMA itu yang terkonfirmasi Covid 19 Probable Varian Omicron. Dalam peraturan Menteri Kesehatan kalau siswa atau guru ada yang terkena Covid maka sekolah harus tutup.
Adapun dua sekolah yang diliburkan yakni SMA Negeri 1 Indramayu dan SMA Negeri 1 Indrmayu Jawa Barat. Seperti yang dikatakan Kepala SMA Negeri 1 Sindang Setyo Adisapto membenarkan, menurutnya untuk mencegah terjadinya penularan, sesuai intruksi dan arahan dari Dina Provinsi Jawa Barat maka aktifitas belajar mengajar siswanya untuk sementara waktu diliburkan.
Diakuinya ada dua siswa dari hasil swab yang dinyatakan positif terkena Covid 19 varian Omicro. Pihaknya tidak ingin mengambil resiko maka di hari Senen ini, siswa terpaksa diliburkan.
"Kami tidak ingin ngambil resiko dan permintaan maaf kepada masyarakat dengan terpaksa belajar mengajar di SMA Negeri 1 Sindang diliburkan sesuai Protap," katanya.
Masih kata mantan Kepala SMA Negeri 1 Indramayu, pun menegaskan kebijakan yang dilakukannya bukan semata meliburkan para siswanya. Akan tetapi pihaknya Preventif demi kenyamanan dan kesehatan para siswanya, maka belajar mengajara siswa diterapkan kembali dengan sistem PJJ.
Kebijakan itu mengacu pada aturan yang diterapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat salah satunya, bila ada siswa atau guru yang dinyatakan positip maka wajih berkordinasi baik dengan Satgas Covid setempat termasuk Pembelajaran Tatap Muka dihentikan selama lima hari kedepan diganti dengan sistem pembelajaran Jarak Jauh.
Pihaknya sudah menjalankan Protap yakni Disinfektan disetiap ruangan siswa, guru, aula maupun halama sekolah. Tyo berharap kasus ini akan segera normal kembali sehingga siswa dapat menjalankan tugas belajar mengajar di sekolah.
[7/2 18.31] Udi Pers: Senda dengan Setyo Adisapto, pun dikatakan Kepala SMA Negeri 1 Indramayu Ediana mengatakan, pihaknya sudah meliburkan bagi siswanya untuk belajar mengajar Jarak Jauh itu sejak Jumat 4 Pebruari lalu hingga batas waktu satu minggu kedepan akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka kembali dengan mengacu pada aturan dan kordinasi dengan pihak satuan covid 19 atau kepala puskesmas yang dekat wilayah sekolahnya.
"Sejak Jumat minggu lalu siswa terpasaksa kami liburkan untuk belajar di sekolah. Para guru dari masing masing mata pelajaran sudah memberikan materi belajar melalui jaringan website. Saya meminta siswa wajib belajar meski belajarnya melalui sistem PJJ kembali,"tutur Ediana.
Sementara itu terpisah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, H. Dedi Supandi yang disampaikan oleh Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Sembilan Hj Dewi Nurhulaela membenarkan pihaknya telah mendapatkan laporan ada siswa dari sekolah SMA Negeri di Indramayu yang dinyatakan positip.
Sesuai aturan dan arahan dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat melalui KCD Sembilan jika hasil swab terhadap Guru Tenaga Kependidikan dan Siswa dinyatakan positif maka, "kata KCD Dewi, pihak sekolah wajib dan segera berkordinasi dengan satgas covid setempat atau Kepala Puskesmas.
Selain itu juga,"papar Dewi Nurhulaela, sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di hentikan selama 5 hari belajar efektif diganti dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau moda daring. Setelah itu dijalankan, selama 5 hari seluruh sapras sekolah di semprot disinfektan dan etelah 5 hari PTM kembali dibuka seijin satgas covid setempat atau Kepala Puskesmas dengan tetap pembatasan PTM hanya 50 persen.
Di tempat terpisah Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu Dr H Wawan Ridwan melalu Kepala Bidang Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Dede Setiawan mengatakan, mendengar adanya laporan pelajar yang terkena Covid19 pihaknya telah berkordinasi dengan Satuan Satgas Covid19 baik di Tingkat Kabupaten termasuk dengan pihak UPT Puskesmas diwilayah sekolah tersebut.
Menurutnya, mengenai penanganan Covid 19 baik yang terjadi di masyarakat atau di lingkungan sekolah secara aturan sudah memiliki SOP atau jejaring kerja. Adapun langkah yang pertama dilakukan oleh dinasnya setelah mendengar atau ada yang melaporkan, maka pihaknya segera melakukan kordinasi dengan pihak satuan Covid 19 ditingkat Kecamatan dan desa diwilayah area yang terkena Covid.
Dede juga mengatakan jika ada ada siswa yang terpapar virus corona, maka seluruh kelas harus dilakukan pemeriksaan tes cepat antigen. "Kalau tak banyak (yang positif), hanya lokal saja yang libur. Tapi kalau banyak yang positif antigennya, sekolah diliburkan," terangnya.
Reporter : Udi
Editor. : C.Tisna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar