Membaca PCNU Indramayu Ditangan KH. Juhadi Muhammad - Rednews

Breaking

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sabtu, 06 November 2021

Membaca PCNU Indramayu Ditangan KH. Juhadi Muhammad

RedNews.my.id, Indramayu - Sebelum Indonesia merdeka, Ormas Nahdlatul Ulama (NU) telah berkembang pesat dibumi Jawa Barat. Hal ini akan menjadi tantangan bagi NU, bagaimana para kyai NU terlibat dalam dinamika pergulatan pemikiran dengan organisasi lain, terutama dengan kaum modernis. 

Menyikapi hal ini, penulis perlu memberikan catatan secara tertulis bahwa dinamika yang terjadi dalam pemilihan  ketua PWNU Jawa Barat saat ini, sebenarnya telah beberapa kali menorehkan prestasi melalui aktifis dan Kiyai dari kota manga Indramayu. Sehingga dalam konferensi wilayah (Konferwil) ke XVIII kali ini, nama KH. Juhadi Muhammad  tampil sebagai nakhoda baru di PWNU Jabar.

Kelayakan dan integritas KH. Juhadi Muhamad muncul dalam berbagai isu dan topik yang positif,  sehingga namanya sudah banyak masuk pada wilayah strategis daerah dan nasional. Sehingga dalam kepemimpinannya selama tiga kali di PCNU kota mangga Indramayu, telah berhasil dan mampu bersaing dengan kaum modernis yang telah lebih dahulu maju dalam beberapa bidang.

Waktu itu saya ingat, pada tahun 2006 saat pertama kali KH. Juhadi Muhammad melakukan langkah strategis dalam mengawal marwah organisasi, diantaranya adalah dengan  membangun  kantor dakwah NU  pertama di Kabupaten Indramayu secara permanen, dengan nilai anggaran sebesar tujuh koma lima milyar  rupiah. Sehingga dengan berhasilnya mewujudkan gedung dakwah  yang megah dan berkapasitas ribuan orang, serta dapat menampung seluruh  banom dan lembaga PCNU.  Walhasil pada saat itu NU di Indramayu muncul sebagai ormas yang tidak hanya dikenal secara kultural, namun sangat masiv  secara struktural, dan dipandang besar oleh  kawan ataupun lawan.

Pada langkah berikutnya dibawah tangan dingin KH. Juhadi Muhamad, PCNU Indramayu masiv melakukan  polarisasi kaderisasi diberbagai  tingkatan, mulai dari pengurus cabang, Kecamatan, ranting, banom dan lembaga. Sehingga warga nahdliyin di Indramayu dapat menjadi barometer, dan mampu bersaing dengan pihak manapun, karena  kadernya banyak dan dapat masuk pada lini-lini strategis pemerintahan maupun swasta. Bahkan jika dihitung, kaderisasi melalui MKNU, PKPNU, Diklatsar, PKD dan kaderisasi  lainnya,  maka jumlahnya sudah ratusan kali  sekolah kaderisasi dilaksanakan. Sehingga terbukti saat ini milenial nahdliyin di Indramayu telah mampu masuk keberbagai kekuatan strategis di Indramayu.

Disini juga penulis jelaskan bahwa dengan masivnya kaderisasi, maka merubah pula pola pikir milenial nahdliyin di Indramayu,  nalarnya mulai mengkristal dan mampu membangun berbagai fasilitas organisasi, seperti  kantor dakwah GP. Ansor dua lantai, kantor Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqoh (Lazisnu), Warung NU, masjid NU,  serta saat ini PCNU melalui Lazisnu Indramayu telah memiliki lima belas armada roda empat berupa ambulan Lazisnu sebagai sarana dan fasilitas umum bagi masyarakat yang membutuhkan. 

Disisi lain, pada bidang ibadah haji dan umroh, KH. Juhdi Muhamad telah merekonstruksi ulang Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan menyulapnya menjadi  wadah pemberdayaan, yang awalnya hanya dikuasai perorangan, sekarang telah berubah menjadi KBIH-NU yang sengaja pengelolaannya melibatkan seluruh MWC NU se-Kabupaten Indramayu, dan jika dikemudian hari para pengurus PCNU berganti, maka KBIH tersebut tetap menjadi milik PCNU Indramayu.

Dalam bidang kesehatan, PCNU Indramayu ditangan KH. Juhadi Muhamad tengah menggarap persiapan pembuatan Rumah Sakit NU (RSNU) yang dimulai dengan pembelian tanah wakaf seluas delapan ribu meter persegi, yang sesaat lagi berdirinya RSNU di Indramayu bukan hanya wacana, namun juga menjadi sebuah realisasi yang realistis.

Pada sisi pendidikan, dibawah nahkhoda KH. Juhadi Muhammad, PCNU Indramayu  telah mendirikan Sekolah Tinggi Dakwah dan Komunikasi Islam Nahdlatul Ulama (STIDKI NU) dengan  akreditasi "B" untuk semua jurusan, yang dikemudian  hari, para sarjananya disiapkan untuk masuk pada wilayah strategis dakwah, dari mulai Penyuluh Agama Honorer (PAH), calon karyawan Kemenag dan para calon kepala Sekolah formal ataupun non formal, serta  para calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontak  (P3K) non PNS yang honornya harus berdasarkan jenjang dan strata pendidikan. Sehingga munculnya STIDKI NU Indramayu telah menjadi solusi terbaik hari ini bagi kader nahdliyin yang terlambat pada persoalan administrasi pendidikan.

Disisi lain sebagai penunjang fasilitas kegiatan pendidikan,  PCNU Indramayu juga telah melakukan pembelian tanah wakaf seluas empat ribu meter persegi, yang akan dipergunakan sebagai tempat lembaga pendidikan dan pondok pesantren NU di Kecamatan Gabus wetan, dan juga sebidang tanah yang cukup luas telah disiapkan  untuk kantor dakwah Muslimat NU.

Pada beberapa sejarah terdahulu,  ternyata sudah dua kali muncul ketua PWNU dari Indramayu, yang pertama  KH. Chumaidi dari Babadan Sindang dan yang kedua adalah KH. Dedi Wahidi dari Kaplongan Karangampel Indramayu. Maka keberadaan KH. Juhadi Muhammad  menjadi masinis PWNU saat ini sangatlah tepat, seperti kisah sahabat Usman saat meneruskan kepemimpinan  yang diberikan oleh Abu Bakar dan Umar bin Khattab.

Dalam bukunya Donald McGannon pernah berkata bahwa "Kepemimpinan adalah sebuah tindakan, bukan posisi." Hal ini mengajarkan kepada  kita bahwa sosok KH. Juhadi Muhammad adalah sosok yang selalu mampu bertindak walau dalam posisi apapun. Akhirnya penulis juga mengutip quotes yang telah disampaikan oleh mbah Sahal Mahfudz bahwa "Menjadi baik itu mudah, dengan hanya diam maka yang tampak adalah kebaikan. Sedangkan yang sulit adalah menjadi bermanfaat, karena ia butuh perjuangan”. Maka perjuangan KH. Juhadi Muhammad menjadi ketua tanfidz PWNU Jabar, menurut saya harus didukung oleh semua kalangan, dengan maksud dan harapan yang tidak memojokan orang lain, dan juga bukanlah sebuah yang mustahil  jika dirinya saat ini dipercaya oleh para tokoh ulama Jawa barat (Kiayi, ustadz, habaib)  pada Konferwil PWNU kemarin menjadi tokoh dan masinis yang bisa mengelola semua gerbong gerakan, kerena kemampuannya telah terbukti sukses dalam membangun nahdliyin di kota mangga kelahirannya. (C.Tisna).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Responsive Ads Here