RedNews.my.id, Indramayu - Aksi segerombolan oknum preman yang sering muncul di antara jalan raya Tugu Kidul toang Kasab perbatasan Desa Sliyeg Lor dan Mekargading kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu, tepatnya didekat kantor BPP pertanian Sliyeg Indramayu, kini semakin meresahkan warga pengguna jalan. Sejumlah oknum preman bahkan melakukan penghadangan para pengguna jalan.
Salah satu korban warga Sambimaya kecamatan Juntinyuat kabupaten Indramayu, mengatakan, aksi premanisme yang terjadi didekat jembatan dan dekat kantor BPP pertanian Sliyeg sangat meresahkan warga pengguna jalan. Ia mengaku, dirinya bersama teman-teman mengalami aksi penghadangan oleh sekelompok oknum preman di tengah jalan saat melintasi jalur tersebut. Senin (1/11/2021).
"Saya dan teman-teman saya pulang dari Desa Sudimampir ke arah Gadingan kecamatan Sliyeg Indramayu , ketika kami tiba di jalan raya Tugu Kidul di Toang Kasab perbatasan Desa Sliyeg Lor dan Desa Mekargading Sliyeg tepatnya di dekat kantor BPP pertanian Sliyeg ada segerombolan orang dan tiba-tiba tanpa ditanya ini itu motor saya ditendang dan saya pun tersungkur, namun bukan menendang motor saja, saya dan teman-teman saya digebugin tanpa merasa belas kasihan kepada saya dan teman-teman saya, dan setelah ada warga setempat mengentikan aksi brutal tersebut para pelakupun membubarkan diri ke arah desa Tugu Kidul.
RK (15) Korban penganiayaan mengaku, dirinya tidak melakukan perlawana. Namun bersama temannya berinisiatif menyelamatkan diri namun tidak ada kesempatan, karena oknum preman tersebut terus membabibuta mengajar dirinya dan teman-temannya.
"Meminta aparat keamanan dalam hal ini Polres Indramayu dan Polsek Sliyeg agar segera turun tangan untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Hingga kini, ada kekhawiran beberapa pengguna jalan yang melintas di jalan itu mengenai kasus tersebut. Karena para pelaku sampai saat ini belum ditangkap, padahal sebelum saya sudah ada beberapa korban yang nasibnya sama seperti saya dan teman-teman saya".ucapnya.
"Secepatnya pelaku harus segera ditangkap karena takut kejadian susulan akan terjadi lagi kepengguna jalan lainnya, Bahkan terjadi kasus yang lebih besar lagi," tutur RK. (C.Tisna).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar